Kamis, 26 Agustus 2010

Geram Sangat

Seperti biasa ketika sore sudah menjelang, ketika jam dinding di kantorku menunjukkan jam 5 kami langsung bergegas mengejar shuttle bus menuju NTU dan dilanjutkan jalan kaki di mesjid. Setelah turun dari bus tiba-tiba seorang pemuda rapi menggunakan masker menegurku:

….. : “you can speak chinese ?”

Me : “no, I can't”

….. :“so you only speak english”

Me : “yes”

…. : “I just wanna explain about bible..”

Me : “I'm sory...?”

…. : “I just wanna tell you about bible..”

Me : “about whaaat..?”

…. : “bible..”

…. : “.... no, Sorry, I'm Moslem”

Dasar misionaris, puasa-puasa ada aja kejadian aneh yang terjadi. Dalam hatiku setelah berlalu dari misionaris tersebut bergumam, dalam Islam aja masih banyak yang harus dipelajari dan di hafal, mana sempat belajar yang gituan.

Memang di Taiwan sedang gencar-gencarnya kristenisasi dan yang menariknya adalah misionarisnya pemuda tampan berpakaian rapi, dengan setelan jas bak kerja di kantoran. So don't judge the book by the cover..!

Senin, 23 Agustus 2010

KDEI

Pada tanggal 20 agustus kemarin merupakan hari jumat, hari dimana kebahagaian ini semakin bertambah karena kami sadar bahwa akan banyak dilalui dalam 2 hari kedepan, dan weekend pun dimulai. Sebelumnya kami telah menerima undangan untuk berbuka puasa bersama di KDEI (Kamar Dagang Ekonomi Indonesia), fungsinya sama seperti kedutaan, mungkin karena negara ini blum merdeka makanya namanya seperti di atas. KDEI sangat terkenal bagi orang indo yang sedang berada di Taiwan, karena hanya di tempat itulah satu-satunya yang mengurus segala administrasi keperluan di taiwan, terutama bagi pekerja yang ada disini, mulai dari ngurus paspor, KTP hingga sampai curhat dan minta duit, yaa.. hidup di negeri orang, banyak macam kisahnya.

Setelah shalat jumat, dari mesjid aku langsung nebeng di sepedanya mas Feri, mahasiswa UGM yang lagi ambel master di National Taiwan University Science and Technology (NTUST), menuju dormnya NTUST. Perjalanan begitu syahdu bak 2 insan yang sedang berbulan madu (hahaha.. akal2 aja ni kata2). Pokoknya kita banyak cerita selama perjalanan, karena dari mesjid menuju NTUST melewati kampusnya NTU, makan waktu sekitar 20 menit. duh sayang juga bang Feri yang sanggup mengayuh sepedanya sambel memboncengi diriku yang berat badannya 2 kali berat badan beliau, “udah bang, biar tfik aja yang bawa sepedanya, apalagi ni puasa, capek bang..” selaku di tengah perjalanan “ gak papa, lebih capek lagi taufiq bawa sepeda, kan ga tau jalan, hehe..” betul juga tu..

Setelah sampai di asrama bang Feri, kami langsung istirahat di 222. di dalam kamar tersebut dihuni oleh 5 mahasiswa Indo, ada pak tri, bang fadlil, serta mahasiswa-mahasiswa harapan bangsa kedepan. Sambil istirahat kami melanjutkan diskusi bersama bang Feri, mulai dah diskusi masa depan antara dua mahasiswa kritis indonesia, mulai dari sejarah pribadi, permasalahan masyarakat, kebiasaan buruk pemerintah dan masa depan kita-kita di kampus di bahas tuntas. Wah, melebar kemana-mana tu diskusi. Tapi aku semakin sadar, bahwa banyak yang harus diperbaiki termasuk diri sendiri.

Sore menjelang, jam sudah menunjukkan jam 4, aku bertanya ke bang fadlil, “udah masih shalat ashar bang ?”, “udah, yok kita shalat”, jawab bang fadlil. Lantas aku bangun dan keluar, “dimana mushalla nya bang?”, sambil tersenyum bang fadlil menjawab “disini mushallanya”. Rupanya kamar 222 ini adalah mushalla, karena cuma kamar ini yang di huni oleh semua mahasiswa indo dan islam semuanya.

Setelah shalat ashar, kami menuju ke depan asrama, sudah menunggu mahasiswa lain termasuk bu husni dan kawanku. Kami menuju KDEI menggunakan MRT, kendaraan andalanya penduduk taiwan. Di KDEI rupanya telah menunggu banyak kawan-kawan indo lainnya, rata-rata pekerja semua. Setelah acara seremonial berakhir bertepatan dengan waktu berbuka, kami langsung menyantap makanan berbuka yang tentunya khas indonesia, ada risol, teh (manis), kurma dan kue lainnya. Setelah magrib, mulailah makan besar. Rupanya menunya tak terduga, ada sate berserta kecapnya yang khas, ayam goreng, mie goreng, rendang, soto, gado-gado, dan makanan penutupnya ada es buah. Full tank dah malam ni.

Sambil menunggu shalat isya, aku berkenalan dengan seorang bapak asal ternate tapi tinggal di bogor. Pak azis rupanya seorang ABK kapal kargo. Alhamdulillah ramadhan kali ini kami tidak melaut, biasanya ramadhan tahun-tahun kemarin kami di laut, makin besar tantanganya kalau puasa di laut, gerah, panas dan semua awak kapal bukan muslim, tapi saya tetap berpuasa, pungkas pak azis. “pak, negara-negara mana aja yang udah di kunjungi ?” saya mulai melaut dari tahun 1994, pertama kali taiwan, korea, jepang, belanda, amerika, inggris dan banyak negara lainnya. Dalam hatiku bergumam, wah, rupanya ada cara lain untuk bekeliling dunia bukan hanya seperti yang diceritakan dalam “sang pemimpi”. “disetiap negara ada orang indonya pak ?”, ada, terutama mahasiswanya. Paling banyak di belanda, tambah pak azis mengahiri diskusi kami malam itu.

Setelah melaksanakan shalat isya dan tarawih, jam pun menunjukkan pukul 9 malam, kami rombongan mahasiswa pun pamitan. Sebelum pamitan, rupanya aku dikejutkan dengan hadiah makanan untuk sahur, ada esbuah, soto dan rendang. Wah.. mantap euy. Alhamdulillah malam itu ditutup dengan senyum berkah.