Rabu, 05 Oktober 2011

Second THE Fair


Untuk kedua kalinya salah satu Negara bermata sipit datang ke Aceh untuk mempromosikan pendidikan tinggi di Negara mereka. Ya.. Taiwan Higher Education Fair digelar lagi di Aceh, tepatnya di kawasan kampus ternama di Aceh. Untuk kedua kalinya mereka datang khusus dari Negara Formosa khusus ke Indonesia untuk mengundang putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan studinya di Taiwan. Sama seperti tahun kemarin, para Taiwanese ini datang dengan membawa informasi lengkap tentang universitas, gaya hidup, entertainment serta informasi berguna lainnya yang tentu akan memperluas si calon penerima beasiswa ditambah dengan beberapa souvenir unik dari masing-masing universitas dan daerah untuk menarik pengunjung. Namun tahun ini ada sedikit perbedaan, ada plus dan minusnya. Plusnya adalah kali ini mereka tidak hanya menawarkan informasi tentang universitas dan beasiswa namun juga mereka langsung mengadakan test bagi calon penerima beasiswa. Yang minusnya adalah universitas yang hadir menyusut sekitar 10 universitas dari tahun kemarin, bisa jadi disebabkan oleh banyak faktor,  ya…kita Cuma bisa berfikir positif sob.
Terlepas dari maksud dibalik layar, terlepas dari “tidak ada makan siang gratis” dan maksud hati untuk berprasangka baik terhadap perbuatan baik yang dilakukan oleh orang lain saya mewakili pribadi (sedapp.. gaya pidatonya sby nih) mengancungkan dua jempol untuk pemerintah Taiwan yang sudi kiranya berangkat dari Negara nan jauh di sana menghabiskan 4 jam perjalanan ke negeri khatulistiwa khusus untuk mengundang putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan dan merajut mimpinya di Negara yang menggunakan bahasa mandarin tersebut. Walaupun nantinya ada timbal balik dari pemerintah Indonesia atau khususnya aceh untuk membalas budi tersebut. ya.. seperti yang saya sebutkan di atas, namanya juga perbuatan baik, harus kita terima daripada susah-susah memikirkan efek negatifnya yang membuat makin kusut pikiran di kepala, jadi tambah tua, nambah banyak dosa, akhirnya masuk neraka, Astaghfirullah..!!
Pada tahun kedua ini saya diberi kesempatan untuk menjadi pendamping stan National Koahsiung First University of Science and Technology (NKFUST) mantap nama universitasnya kan, panjangnya seperti kereta api. Pertama kali mendengar bahwa saya ditugaskan di universitas ini saya langsung tersenyum, karena kota Koahsiung pernah saya kunjungi setahun yang lalu, tepatnya di bulan September tanggal 17-19 tahun 2011. Kunjungan selama tiga hari tersebut dimaksudkan untuk menghadiri sekaligus memenuhi undangan sebagai salah satu pembicara di International Conference on Open Source (ICOS) di Koahsiung Medical University. Kalau sobat-sobat membuka fb saya di daftar album anda bisa melihat foto-foto saat saya menjadi pemateri di seminar internasional judul albumnya “invited Speaker” (promosi dikit boleh kan, hehe).

Terkesan banget dengan kota Koahsiung walaupun cuman bisa menghabiskan 3 hari mengelilingi kota tersebut, namun cukup puas. Kebetulan hari pertama bertepatan dengan hari jumat, jadi sebagai seorang muslim yang patuh saya harus mencari mesjid, dengan bermodalkan peta dari google maps di hari itu saya berangkat menggunakan MRT (mass rapid transit) mencari mesjid. Memang sangat mudah mencari tempat di Taiwan, semuanya ada di maps dan tidak jauh berbeda apa yang ada di peta dan di realita. Setelah shalat jumat kebetulan di samping mesjid ada resto Indonesia, di Taiwan sangat susah untuk mencari resto Indonesia, makanya kalau jumpa jadi senang banget bisa makan makanan indo sepuasnya dan harganya lumayang terjangkau. Koahsiung juga terkenal dengan seafoodnya, karena tapologi kota ini berada di pinggir laut dan mereka mengolah makanan laut dengan cara yang cantik sehingga menggugah selera. Saya sendiri menyebut koahsiung sebagai seoafood city, karena memang pada saat mengunjungi kota ini, saya menghabiskan banyak seafood. Maknyuss..
Wah.. kok jadi ceritain tentang seafood nih, okelah mari kita kembali ke jalan yang benar, kita lanjutkan ceritanya tentang pameran Taiwan di AAC Unsyiah Darussalam. Yang menjadi partner saya dari universitas NKUST adalah May dan Shiau, mereka berdua utusan langsung dari universitas tersebut dari bagian international affairsnya. Shiau adalah seorang pria seperti kebanyakannya orang Taiwan yang bahasa inggrisnya terpengaruhi oleh bahasa cina jadi harus di dengar dengan seksama kalau dia lagi ngomong, kalau ga jadi ga nyambung. Yang menariknya adalah si May, perempuan satu ini dialeg bahasa inggrisnya mantep banget, saya sendiri sempat berkali-kali nanya ke dia, apakah dia benar2 orang Taiwan, atau mungkin pernah tinggal di luar Taiwan selama beberapa tahun. May yang energik ini rupanya asli orang koahsiung dan dia ga pernah tinggal di luar Taiwan, dia belajar bahasa inggris di universitas di koahsiung. Kenapa saya sebutkan dia sebagai wanita yang energik, karena mulai dari pembukaan pameran sekitar jam 9 sampai jam 4 sore dia tak henti-hentinya bercakap dan melayani pengunjung yang pada saat itu shiau sudah Nampak kelelahan. Saya sendiri terus menemani dan stan by untuk melayani pengunjung yang nanya2 tentang universitas ini. May juga sering berbicara dengan saya menggunakan bahasa mandarin seolah-olah saya Taiwanese. Pada saat may becakap dalam bahasa mandarin saya langsung memotong dan berkata wo ting tetong (saya ga paham) dan may langsung tersenyum dan mengulangnya dalam bahasa inggris.
Pengamatan saya puncak pengunjung terjadi sekitar jam 10 sampai jam 12 pagi, dimana semua pengunjung datang, bertanya kemudian mengambil souvenir yang ada, bahkan ada pengunjung yang sengaja datang ke stan saya untuk mengincar souvenir yang ada (dasar orang aceh), karena di stan saya ada souvenir menarik yaitu sumpit berikut dengan tempat penyimpanannya. Mungkin kalau saya jadi pengunjung saya akan melakukan hal yang sama.. hehe.
Setelah mengunjungi Aceh, para rombongan dari Taiwan akan berangkat menuju jogja dan Surabaya untuk menggelar pameran yang sama. Semoga semakin banyak putera-puteri terbaik bangsa yang melanjutkan studinya di bumi Formosa Taiwan, sehingga bisa member warna tersendiri bagi negeri ini dalam menata dan mengelola pribadinya. Sehingga semakin banyak masyarakat yang berpendidikan, semakin cepat negeri ini berkembang dan menjadi macan Asia sesungguhnya, Semoga..!!

Tidak ada komentar: