Minggu, 18 Maret 2012

SBY – Speda Buatga Ya

Akhirnya saya akan membahas sesuatu kegiatan yang sangat dinanti ketika akhir pekan datang, sesuatu yang menjadi tren masyarakat modern yang peduli lingkungan serta kesehatan, sesuatu yang jika diajak keliling malah makin senang, yang membuat si kharisma, abang letingnya cemburu, sesuatu yang merupakan warisan dari generasi sebelumnya, yaitu bersepeda bersama si polygon. Kenapa saya sebut warisan generasi sebelumnya, karena memang polygon ini adalah warisan dari abang saya. Polygon resmi parkir di gudang rumah saya sekitar tahun 2009, pada saat itu abang saya sudah dinas di Banda Aceh. Terkadang polygon menemaninya ketika berangkat ke kantor, pun tak jarang saat weekend mereka ikut sepeda santai bersama. Memang pada saat itu saya masih mencari sebongkah pengalaman di kampus, jadi agak kurang perhatian dengan sepedaan.

Nah.. akhir-akhir ini kebersamaan polygon bersama abang saya agak sedikit renggang. Terkadang ia hanya tersenyum kaku di gudang, berminggu-minggu hingga ia menunjukkan sedikit kekesalannya dengan dikeluarkannya beberapa udara yang ada di kedua ban. Pada saat itulah saya melihat kesempatan emas, merajut kemesraan (heleh… macam apa aja) dan berpetualang ria. Terkadang terdengar suara dari roda-roda yang berputar, pada saat saya ragu-ragu ingin mengayuhnya, sang polygon berbisik “life is an adventure..!!” sehingga bertambahlah keyakinan saya dalam menjelajahi kota, rawa bahkan rimba yang ada di sekitar aceh nan sejahtera. Apalagi sekarang si abang sudah mengayuh bahtera bersama seorang wanita sholehah, sehingga saya sebagai adik satu-satunya diberi amanah untuk menjaga si polygon dan tentunya memaksimalkannya.

Ternyata gayung bersambut, saya bertemu dengan beberapa pengguna sepeda lainnya yang sering mutar-mutar kota di minggu pagi. Akhirnya kami membentuk sebuah club untuk memaungi para anggotanya, memang singkatannya agak sedikit maksa sih.. sepeda buatga ya, sehingga kalau disingkat mirip dengan presiden kita terhormat SBY. Knapa buat gaya, karena memang kami bukan atlit, bukan pejabat dan bahkan bukan politikus, kami hanya mahasiswa tingkat akhir. Sehingga kami menggunakan gaya masing-masing dalam bersepeda, ada yang gaya DJ, gaya akademis, gaya romantis dan bahkan ada yang ga pake gaya.

Mulailah kami menjelajah setiap minggu pagi. Beberapa minggu terakhir dikarenakan anggota yang terus bertambah, kami menambah jam terbang bersepeda yaitu sabtu sore dilanjutkan malamnya. Walaupun kami bersepedaan sampai malam, tetap ketika azan berkumandang, kami berhenti dan mencari mesjid terdekat. Karena itu ciri khas dari club ini. Memang ada beberapa poin yang saya cetuskan dalam club ini yang menjadi pegangan setiap peserta, kesemua poin tersebut sudah saya posting di info grup sby, jika pembaca sekalian penasaran bisa langsung di telusuri. Walaupun sepeda santai, ciri pendakwah tidak boleh pudar.

Yang specialnya dalam minggu kemarin adalah kami mengikuti speda santai menyambut ulang tahunnya salah satu media massa local di aceh. itulah saat pertamanya sby ikut event sepeda santai. Yang membuat specialnya bukan pada event sepeda santai, melainkan event setelah sepeda santai. Yaitu kami bersepakat untuk mengeksplore aceh lebih luas, sampai aceh besar, lhoknga. Wuuiiihh.. berasa jantan abis ketika membelah lhoknga, menyusuri jalan antar kota, menuju perkampungan dan desa bahkan berakhir di sebuah sungai dan dingin airnya. Karena kami mengakhiri perjalanan di pucok krueng, salah satu objek berdekatan dengan lhoknga. Walaupun ketika pulangnya berasa semua organ tubuh copot dan langsung terkapar di kamar.

Tidak ada komentar: