Kamis, 01 Maret 2012

To be world class university


If a university wants to be a world-class university, at least the university must have three major roles: (1) excellence in education of their students; (2) research, development and dissemination of knowledge; and (3) activities contributing to the cultural, scientific, and civic life of society. In this article we will focus on the first one, excellence in education of our students. How to upgrade the capacity and knowledge of students, bring international students to university and send the students in university to abroad.
We know that many ways to upgrade the knowledge of students, one of them is giving lecture in their class. Teach everything about science that they want to know and they will figure it out about what they learned and explore more. The lecturers just show the way and the students will dig it deeper. The other way is sending students to study abroad, to open their mind, experience new activity, learn the culture, doing research together and much more to get. It’s important for their future to live in society. Because when the students face real world they not only need hard skill that they learned in class but also they will need soft skill, like communication, leadership and others. When a policy to send students abroad takes too much cost, there is another way. Bring the international students to study in our university. At least more local students will interact with the international students, exchange the art and culture. So, the local students will feel like they live abroad. If the number of international students increases by time then our university becomes an international university which is one step to be world-class university.
As a rector of this university, I will build a close relationship with many countries and invite them to send their students to our university, and sign a memorandum of understanding that provide a chance to send our best students to study in their country. I will need an international affair that manage everything about students exchange and provide any information  the international students need. So this international affair will connect the international students that want to study in our university and local students that want to study abroad. If nowadays we provide a place for any country to build a corner in our university like, Japanese corner, India corner, Korean corner and many else, now we could make it in one corner in international affairs. I will make the international affairs for many purposes, such as for language training, intercultural study center, administration and others.

Senin, 27 Februari 2012

Menjamu tamu


“Sampaikan kepada mereka bahwa negeri kami aman, nyaman dan ramah. Jika anda berkunjung ke tempat kami dan merasa senang mohon sudi kiranya untuk diceritakan kepada sanak saudara, kerabat dan family lainnya, dan jikalau ada beberapa hal yang tidak mengena di hati mohon ceritakan kepada kami agar dapat diperbaiki dimana yang bocor, dinding yang retak, sudut yang tidak sedap serta rasa yang berlebihan.”
Menjamu tamu  adalah kegiatan yang mulia, layaknya jika kita berkunjung ke tempat saudara ataupun kerabat diseberang, pasti inginnya kita dilayani dan diperhatikan, nah.. seperti itulah seharusnya kita bertindak sebagai tuan rumah, mewujudkan apa yang ada di benak para tamu. Menjamunya seperti keinginan kita dijamu, memerhatikannya seperti kita ingin diperhatikan, karena ini adalah tradisi orang timur dan sunnah Nabi yang kita cintai.
Setelah beberapa kali bertamu ke negeri seberang, merepotkan kerabat yang dikenal serta numpang di beberapa tempat menyenangkan, Alhamdulillah kali ini ada kerabat yang datang untuk bersilaturrahmi ke kampung halaman saya, tempat yang indah nan permai, negeri yang tak tergantikan, daerah asal dari banyak pejuang, hehe… (hiperbolanya berlebihan ya..) dan dengan sigap saya menyiapkan penyambutan, karpet merah dibentangkan, makanan sedap tersaji, permaisuri tersenyum berseri-seri, penari-penari sibuk merapikan kain songketnya, sang musisi siap-siap mengambil nada, komandan upacara berdiri pada tempatnya dan saya kelabakan mencari kata-kata untuk dirangkaikan.
Setelah memarkirkan tubuhnya di bandara Sultan Iskandar Muda, pesawat yang diberi nama Lion itu memuntahkan isi perutnya yang diantaranya ada kerabat saya. Langsung setelah menyambutan meriah selesai, kami mengantarkan para tamu menuju istana tempat penginapan yang juga berdekatan dengan rumah Sang Pencipta yang rakyat Aceh beri nama Mesjid Baiturrahman. Setelah menyelesaikan ibadah di mesjid kebanggaan rakyat aceh tersebut, kami berkeliling sekitaran banda aceh yang berujung di ujung pulau Sumatra yaitu pantai ule lhuee.. menyantap jagung bakar nan manis pedas menanti matahari tenggelam dalam gelapnya malam.
Kedua kerabat ku ini mengunjungi aceh bukan tanpa sebab, usut punya usut rupanya mereka disuruh sama menteri pariwisata untuk mengecek dana yang turun dari pusat kepada beberapa daerah termasuk aceh. nah.. dana itu seharusnya dipergunakan untuk pemugaran beberapa situs pariwisata di banda aceh, aceh besar dan aceh tengah. Jadi mereka harus ngecek ke museum aceh, benteng indrapurwa, museum gayo dan danau laut tawar.
Oleh karena itu saya mengundang sohib sepakat sepenanggungan, tuanku ihsan dan syahril, karena memang skill saya dalam mengemudi belum mendapat lisensi dari yang berwajib dan pun sohib saya ini sangat lihai dalam menghangatkan suasana, apalagi ihsan yang katanya aseli barang banda aceh, dia sangat paham tentang sejarah dan cerita-cerita menarik tentang kota pejuang ini, ya… walau ga paham-paham kali minimal lebih paham dari saya  lah, hehe.. (semoga ihsan tidak membacanya).